Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, menggelar bimbingan teknis (bimtek) dengan sistem “hybrid learning” sebagai persiapan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi guru dalam jabatan.
Ketua MBMI (Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia) Undiksha, Drs I Gede Nurjaya, M.Pd, Selasa, menjelaskan bimtek bertujuan untuk meningkatkan kualitas para dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan sistem “hybrid learning” di seluruh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) penyelenggara PPG, termasuk Undiksha Singaraja.
Bimtek tersebut menampilkan pembicara dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yakni Dr Sunaryo Soenarto, M.Pd. dan Aam Abraham yang merupakan instruktur dari Direktorat Pembelajaran, serta Eni Susanti, M.Pd mewakili Direktorat Pembelajaran.
“Dengan bimtek tersebut mutu pembelajaran PPG dalam jabatan meningkat dan kualitas lulusan calon guru dalam jabatan juga meningkat,” kata Nurjaya.
Nurjaya menambahkan, PPG dalam jabatan ini meliputi tujuh program studi, yakni PG PAUD, PGSD, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, PTI, dan Penjaskesrek. Rektor Undiksha, Dr I Nyoman Jampel yang membuka acara bimtek itu mengatakan peranan guru sangatlah penting dalam membangun sebuah bangsa karena bangsa yang hebat hanya dapat dibangun oleh generasi yang hebat.
“Generasi yang hebat hanya dapat dihasilkan oleh guru-guru yang hebat, dan guru yang hebat dihasilkan dari LPTK yang hebat,” katanya.
Jampel mengatakan, proses pembelajaran LPTK mengacu pada Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru. PPG merupakan program dengan maksud untuk memuliakan para guru, baik dari segi kehormatan, penghasilan maupun profesinya. Untuk menghadapi persoalan guru, tambah Jampel, diperlukan sebuah sistem pembelajaran yang efektif dan efisien dengan tetap menjamin mutu lulusannya.
Oleh sebab itu, pelaksanaan PPG Dalam Jabatan dilaksanakan dalam satu semester di mana dalam tiga bulan pertama mahasiswa PPG mengikuti pendalaman materi model “hybrid learning” dengan SPADA atau sistem pembelajaran daring dan ID-REN dengan bobot 10 SKS. Setelah itu, mahasiswa PPG mengikuti lokakarya dan “peer teaching” di LPTK selama lima minggu dengan bobot 8 SKS, lalu melakukan PPL selama tiga minggu di sekolah dengan bobot 6 SKS.
“Sebagai langkah awal Direktorat Pembelajaran telah menyiapkan sebanyak 44 mata kuliah yang terdiri dari 1.052 modul pembelajaran yang akan diunggah ke dalam sistem pembelajaran daring (SPADA) Indonesia sebagai Massive Open Online Course (MOOCs),” kata Jampel.(WDY)
Sumber : AntaraBali